Kamis, 21 Januari 2016

Arti AKSARA JAWA

0 komentar
Aksara Jawa umum diurutkan dengan urutan Hanacaraka, yaitu mengacu pada lima aksara pertama.
Urutan tersebut membentuk sebuah puisi atau pangram 4 bait yang menceritakan tentang tokoh Aji Saka dan legenda terciptanya aksara Jawa. Puisi tersebut diceritakan sebagai berikut:

Namun dari itu, pengurutan ini tidak menjelaskan posisi aksara lainnya, terutama murda dan mahaprana. Selain itu, pengurutan ini berbeda jauh dengan urutan asli aksara Jawa yang mengikuti kaidah bahasa Sanskerta.

KAGANGA
Aksara Jawa juga dapat disusun dengan urutan Kaganga yang mengikuti kaidah Sanskerta Panini sehingga memiliki paralel dengan urutan aksara-aksara India lainnya. Urutan ini dipakai dengan mengacu pada aksara-aksara Jawa Kuno pada periode Hindu-Buddha, dan sekarang dipakai sebagai urutan aksara Jawa dalam Unicode. Dengan urutan ini, setiap aksara dapat mewakili bunyi unik yang digunakan dalam bahasa Jawa kuno.

HANACARAKA yang di perluas
Kalangan neo-konservatif Jawa juga mengemukakan urutan alternatif yang dengan ciri kedua urutan di atas. Aksara disusun berdasarkan urutan hanacaraka, namun aksara murda dan mahaprana diikutsertakan beserta bunyi aslinya sebagaimana dalam urutan kaganga. Hal ini dianggap memudahkan pelafalan dan berguna untuk menulis bahasa asing bahkan bahasa Sanskerta yang masih banyak digunakan terutama untuk motto kesatuan, organisasi bahkan motto NKRI. Berikut urutan ke-36 aksara Jawa sesuai bunyi abjad fonetis internasional.

PENGGUNAAN BAHASA JAWA
Aksara Jawa sampai sekarang masih diajarkan di sekolah-sekolah wilayah berbahasa Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, sebagai bagian dari muatan lokal kelas 3 hingga 5 SD. Walaupun demikian, penggunaan sehari-hari, seperti dalam media cetak atau televisi, masih sangat terbatas dan terdesak oleh penggunaan aksara Latin yang lebih mudah diakses. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom yang menggunakan aksara Jawa. Namun selain itu, usaha-usaha revivalisasi hanya bersifat simbolik dan tidak fungsional, seperti pada penulisan nama jalan. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya pengembangan ortografi dan tipografi aksara, serta digitalisasi komputer yang sulit dilakukan karena kompleksitas aksara Jawa.

AKSARA JAWA

0 komentar
Aksara Jawa, dikenal juga sebagai Hanacaraka dan Carakan adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa Sasak Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara Bali.
Dalam sehari-hari, penggunaan aksara Jawa umum digantikan dengan huruf Latin yang pertama kali dikenalkan Belanda pada abad ke-19. Aksara Jawa resmi dimasukkan dalam Unicode versi 5.2 sejak 2009. Meskipun begitu, kompleksitas aksara Jawa hanya dapat ditampilkan dalam program dengan teknologi Graphite SIL, seperti browser Firefox dan beberapa prosesor kata open source, sehingga penggunaannya tidak semudah huruf Latin. Kesulitan penggunaan aksara Jawa dalam media digital merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang populernya aksara tersebut selain di kalangan preservasionis.

CIRI-CIRI 
Aksara Jawa adalah sistem tulisan Abugida yang ditulis dari kiri ke kanan. Setiap aksara di dalamnya melambangkan suatu suku kata dengan vokal /a/ atau /ɔ/, yang dapat ditentukan dari posisi aksara di dalam kata tersebut. Penulisan aksara Jawa dilakukan tanpa spasi (scriptio continua), dan karena itu pembaca harus paham dengan teks bacaan untuk dapat membedakan tiap kata. Selain itu, dibanding dengan alfabet Latin, aksara Jawa juga kekurangan tanda baca dasar, seperi titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru, dan tanda hubung.
Aksara Jawa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Aksara dasar terdiri dari 20 suku kata yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa modern, sementara jenis lain meliputi aksara suara, tanda baca, dan angka Jawa. Setiap suku kata dalam aksara Jawa memiliki dua bentuk, yang disebut nglegena (aksara telanjang), dan pasangan (ini adalah bentuk subskrip yang digunakan untuk menulis gugus konsonan).
Kebanyakan aksara selain aksara dasar merupakan konsonan teraspirasi atau retrofleks yang digunakan dalam bahasa Jawa Kuno karena dipengaruhi bahasa Sanskerta. Selama perkembangan bahasa dan aksara Jawa, huruf-huruf ini kehilangan representasi suara aslinya dan berubah fungsi.
Sejumlah tanda diakritik yang disebut sandhangan berfungsi untuk mengubah vokal (layaknya harakat pada abjad Arab), menambahkan konsonan akhir, dan menandakan ejaan asing. Beberapa tanda diakritik dapat digunakan bersama-sama, namun tidak semua kombinasi diperbolehkan.

SEJARAH 
Tulisan Jawa dan Bali adalah perkembangan modern aksara Kawi, salah satu turunan aksara Brahmi yang berkembang di Jawa. Pada masa periode Hindu-Buddha, aksara tersebut terutama digunakan dalam literatur keagamaan dan terjemahan Sanskerta yang biasa ditulis dalam naskah daun lontar.Selama periode Hindu-Buddha, bentuk aksara Kawi berangsur-angsur menjadi lebih Jawa, namun dengan ortografi yang tetap. Pada abad ke-17, tulisan tersebut telah berkembang menjadi bentuk modernnya dan dikenal sebagai Carakan atau hanacaraka berdasarkan lima aksara pertamanya.
Carakan terutama digunakan oleh penulis dalam lingkungan kraton kerajaan seperti Surakarta dan Yogyakarta untuk menulis naskah berbagai subjek, di antaranya cerita-cerita (serat), catatan sejarah (babad), tembang kuno (kakawin), atau ramalan (primbon). Subjek yang populer akan berkali-kali ditulis ulang. Naskah umum dihias dan jarang ada yang benar-benar polos. Hiasan dapat berupa tanda baca yang sedikit dilebih-lebihkan atau pigura halaman (disebut wadana) yang rumit dan kaya warna.
Pada tahun 1926, sebuah lokakarya di Sriwedari, Surakarta menghasilkan Wewaton Sriwedari (Ketetapan Sriwedari), yang merupakan landasan awal standarisasi ortografi aksara Jawa.Setelah kemerdekaan Indonesia, banyak panduan mengenai aturan dan ortografi baku aksara Jawa yang dipublikasikan, di antaranya Patokan Panoelise Temboeng Djawa oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada 1946,dan sejumlah panduan yang dibuat oleh Kongres Bahasa Jawa (KBJ) antara 1991 sampai 2006. KBJ juga berperan dalam implementasi aksara Jawa di Unicode.
Namun dari itu, penggunaan aksara Jawa telah menurun sejak ortografi Jawa berbasis huruf latin ditemukan pada 1926,dan sekarang lebih umum menggunakan huruf latin untuk menulsi bahasa Jawa. Hanya beberapa majalah dan koran yang masih mencetak dalam aksara Jawa, seperti Jaka Lodhang. Aksara Jawa masih diajarkan sebagai muatan lokal pada sekolah dasar dan sekolah menengah di provinsi yang berbahasa Jawa.

AKSARA
Sebuah aksara adalah satuan terkecil yang merepresentasikan suku kata terbuka (Konsonan-Vokal) dengan vokal /a/ atau /ɔ/ tergantung dari posisinya.Namun vokal juga tergantung dari dialek pembicara; dialek Jawa Barat cenderung menggunakan /a/ sementara dialek Jawa Timur lebih cenderung menggunakan /ɔ/. Aturan baku penentuan vokal aksara dideskripsikan dalam Wewaton Sriwedari sebagai berikut:
  1. Sebuah aksara dibaca dengan vokal /ɔ/ apabila aksara sebelumnya mengandung sandhangan swara.
  2. Sebuah aksara dibaca dengan vokal /a/ apabila aksara setelahnya mengandung sandhangan swara.
  3. Aksara pertama sebuah kata umumnya dibaca dengan vokal /ɔ/, kecuali dua aksara setelahnya merupakan aksara dasar. Jika begitu, aksara tersebut dibaca dengan vokal /a/.
Ketika ditransliterasikan ke dalam alfabet Latin, sebuah aksara ditransliterasikan menjadi suku kata, bukan huruf.
Terdapat 34 aksara konsonan dan 11 aksara suara (vokal) dalam aksara Jawa (di luar aksara tambahan), namun tidak semuanya digunakan dalam penulisan modern. Tabel berikut menunjukkan aksara Jawa dengan bunyi aslinya yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa Kuno dan Sanskerta:
Aksara Jawa
Tempat pelafalan Pancawalimukha Semivokal Sibilan Celah Vokal Diftong
Bersuara Nirsuara Sengau Pendek Panjang
Velar
(ka)

(kha)

(ga)

(gha)

(nga)



(ha) 

(a)

(ā)

Palatal
(ca)

(cha) 

(ja)

(jha)

(nya)

(ya)

(śa)


(i)

(ī)

Retroflex
(ṭa)

(ṭha)

(ḍa)

(ḍha)

(ṇa)

(ra)

(ṣa)


(re)

(reu)

Dental
(ta)

(tha)

(da)

(dha)

(na)

(la) 

(sa)


(le)

(leu)

Labial
(pa)

(pha)

(ba)

(bha)

(ma)

(wa)



(u)

(ū)

Velar-Palatal

(e)


(ai)
Velar-Labial

(o)


(au)
^1 Hanya ditemukan dalam bentuk pasangan (lihat di bawah). Bentuk aslinya sudah tidak diketahui lagi
^2 Ḍa dan ṭa lebih umum ditulis dha dan tha. Penulisan ini digunakan untuk membedakan dha (ɖa) dan tha (ʈa) retroflex dalam bahasa Jawa modern dengan dha (d̪ha) dan tha (t̪ha) teraspirasi dalam bahasa Jawa kuno.
^3 Sebenarnya konsonan alveolar, namun diklasifikasikan sebagai dental (gigi).
^4 Dapat dibaca tanpa bunyi /h/, misalnya (/ɔnɔ/, transliterasi: ana, arti: ada)


Ortografi Jawa modern mengabaikan pelafalan asli sejumlah aksara konsonan yang kemudian dialihfungsikan. Dari 34 bunyi di atas, 20 bunyi menjadi aksara dasar (nglegéna) sementara aksara lainnya dikategorikan sebagai murda dan mahaprana, dengan "bunyi" yang sama dengan aksara nglegenanya.
Beberapa istilah dalam aksara Jawa menurut aturan bahasa Jawa modern:
  • Aksara nglegéna adalah aksara dasar untuk menulis bahasa Jawa modern.
  • Aksara murda atau aksara gedé digunakan pada penulisan suatu nama, umumnya nama tempat atau orang yang dihormati. Seperti terlihat dalam tabel di atas, tidak semua aksara mempunyai bentuk murda, karena itu apabila suku kata pertama suatu nama tidak memiliki bentuk murda, maka suku kata kedua yang menggunakan murda. Apabila suku kata kedua juga tidak memiliki bentuk murda, maka suku kata ketiga yang menggunakan murda, begitu seterusnya. Nama yang sangat dihormati dapat ditulis seluruhnya dengan murda apabila memungkinkan. Misal, "Pakubuwana" ditulis dengan pa, ka, ba, dan na murda. Aksara murda tidak boleh diberi pangkon dan tidak perlu digunakan pada awal kalimat.
  • Aksara mahaprana adalah aksara yang secara harfiah berarti "dibaca dengan nafas berat". Mahaprana jarang muncul dalam penulisan aksara Jawa modern, oleh karena itu seringkali tidak dibahas dalam buku mengenai aksara Jawa.
Aksara Wyanjana (Konsonan)
Transkripsi ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
Nglegéna



















Murda















Mahaprana







^1 Awalnya jnya, namun pada perkembangannya menjadi huruf mandiri

Konsonan tambahan

Terdapat beberapa aksara yang dalam perkembangannya dianggap sebagai konsonan. Pa cerek, nga lelet, dan nga lelet raswadi awalnya adalah konsonan-vokalik /r̥/, /l̥/, dan /l̥:/ yang muncul pada perkembangan awal aksara Jawa karena pengaruh bahasa Sanskerta. Ortografi kontemporer mengelompokkan ketiganya sebagai aksara konsonan yang bernama ganten atau "pengganti", dengan bunyi masing-masing /ɽə/, /ɭə/, dan /ɭɤ/. Aksara ini didefinisikan sebagai aksara dengan vokal tetap yang menggantikan setiap kombinasi ra+pepet ( menjadi ), la+pepet (menjadi )​, dan la+pepet+tarung (menjadi )​. Karena sudah memiliki vokal tetap, ketiga aksara tersebut tidak dapat dipasangkan dengan tanda baca vokal.
Konsonanan tambahan lain meliputi ka sasak dan ra agung. Ka sasak merupakan penulisan tradisional bunyi /qa/ yang digunakan dalam bahasa Sasak, sedangkan ra agung pernah digunakan oleh sejumlah penulis untuk nama orang yang dihormati, terutama anggota kerajaan.
Kebanyakan bunyi yang asing dalam bahasa Jawa ditulis dengan tanda baca cecak telu di atas aksara yang bunyinya mendekati.Aksara semacam itu disebut sebagai aksara rekan atau "aksara rekaan", yang diklasifikan berdasarkan bahasa asalnya. Rekan paling umum berasal dari bahasa Arab dan bahasa Belanda. Terdapat pula dua jenis rekan lainnya yang digunakan untuk menulis bahasa Sunda dan kata serapan bahasa Tionghoa.
Aksara Tambahan
Ganten Ka sasak Ra agung
Nga lelet Nga lelet Raswadi Pa cerek





Aksara Rekan
kha dza fa va za gha






Vokal

Vokal murni umumnya ditulis dengan aksara ha sebagai konsonan kosong dengan tanda baca yang sesuai.
Aksara Suara

a i u é o
Pendek




Selain cara tersebut, terdapat juga aksara-aksara yang merepresentasikan vokal murni bernama aksara swara atau "aksara suara" yang digunakan untuk menandakan sebuah nama, seperti halnya aksara murda. Sebagai contoh, kata sifat "ayu" (cantik) ditulis dengan huruf ha. Namun untuk menulis seseorang yang bernama Ayu, aksara suara digunakan untuk mencegah kerancuan. Aksara suara juga digunakan untuk mengeja istilah bahasa asing, misalnya elemen Argon (Aksara suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigegan yang terdapat di depannya harus dimatikan dengan pangkon. Walaupun demikian aksara suara dapat diberi sandhangan wignyan, layar, dan cecak.
Aksara Suara

a i u é o
Pendek




Panjang




^1 Dalam teks tua, aksara swara i digunakan untuk /i:/ panjang, sementara /i/ pendek menggunakan sebuah huruf yang sekarang dikenal sebagai i kawi .
^2 Menjadi sebuah diftong.

Sandhangan

Sandhangan adalah sejenis aksara yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan tanda diakritik yang selalu digunakan bersama dengan aksara dasar. Ada tiga macam sandhangan, yaitu sandhangan suara yang berfungsi untuk mengubah vokal huruf dasar, layaknya harakat pada abjad Arab, sandhangan sesigeg (sandhangan akhir suku kata), dan sandhangan wyanjana (sandhangan tengah suku kata).

Suara

Sandhangan swara atau sandhangan vokal merupakan sandhangan yang paling umum. Terdapat sembilan sandhangan swara, namun vokal tertentu perlu ditulis dengan lebih dari satu sandhangan, kondisi ini terutama umum terjadi pada sandhangan tarung. Sandhangan swara dapat digunakan bersama sandhangan wyanjana.
Sandhangan swara

a i u e é o
Pendek
wulu suku pepet taling taling tarung tolong
Panjang tarung wulu melik suku mendhut pepet-tarung dirga mure
dirga mure tarung
^1 Pasangan ka, ta, dan la, yang menempel dengan suku dan suku mendhut berubah bentuknya menjadi aksara dasar.
^2 Aksara 'ra' dan 'la' tidak dapat dipasangkan dengan pepet (lihat bagian konsonan tambahan).
^3 Hanya digunakan pada penulisan Sunda.
^4 Menjadi sebuah diftong.

Sesigeg

Sandhangan sesigeg panyangga, cecak, dan wignyan memiliki fungsi yang sama seperti halnya karakter Devanagari candrabindu, anuswara, dan wisarga. Sandhangan sesigeg boleh digunakan bersama dengan sandhangan suara.
Sandhangan Sesigeg
-m -ng -h -r

panyngga 
cecak
wignyan

layar
^1 Panyangga umumnya hanya digunakan untuk simbol suci Hindu Om.
^2 Posisi sedikit berubah apabila digunakan bersama dengan wulu dan pepet. Cecak berada di sebelah kanan wulu dan ditulis di dalam pepet

Wyanjana

Sandhangan wyanjana cakra, cakra keret, dan pengkal berfungsi untuk membentuk gugus konsonan -ra, -re, dan -ya (misalnya "kra", "kre", dan "kya"). Ketiga sandhangan ini awalnya adalah pasangan dari aksara ra, pa cerek, dan ya sebelum dikhususkan menjadi sandhangan tersendiri dalam ortografi Jawa moderen.
Sebagai sebuah pasangan, sandhangan wyanjana bersamaan dengan pasangan wa memiliki sifat panjingan, yaitu pasangan yang dapat menempel pada pasangan lain membentuk tiga tumpuk aksara.
Sandhangan Wyanjana
-ra- -re- -ya-
cakra  keret pengkal
^1 Cakra aslinya terpisah dari aksara, namun lebih umum ditulis menyambung dengan bagian depan aksara seperti pada contoh di​​atas.

Pangkon dan pasangan



Pangkon memiliki fungsi yang sama seperti halnya virama dalam aksara Brahmi lain, yakni membentuk konsonan akhir dengan menghilangkan vokal inheren suatu huruf dasar. Namun pangkon tidak boleh digunakan untuk konsonan akhir -r, -h, dan -ng karena ketiganya dapat ditulis dengan tanda baca tersendiri. Misal, konsonan akhir -r ditulis dengan layar, tidak boleh dengan ra dan pangkon.
Pangkon juga hanya boleh dipakai di akhir kalimat, dan apabila aksara mati terjadi di tengah kalimat, aksara tersebut perlu ditempeli dengan pasangan. Misal, aksara na yang dipasangkan dengan pasangan da, akan dibaca nda.Pasangan dianggap sebagai varian dari glif aksara dasar, karena itu suatu aksara dan pasangannya memiliki kode unicode yang sama. Pasangan akan terbentuk apabila aksara didahului oleh pangkon, misalnya "pasangan da" diketik dengan menulis "pangkon+da" menjadi
Pasangan dapat diberi sandhangan, seperti halnya aksara dasar, dengan beberapa pengecualian pada penempatan. Sandhangan yang berada di atas diletakkan di atas aksara​ dasar, sementara sandhangan yang berada di bawah diletakkan di bawah pasangan. Sandhangan yang berada sebelum dan/atau sesudah aksara dipasang segaris dengan aksara. Sebuah aksara hanya boleh ditempel dengan satu pasangan, atau satu pasangan dengan satu panjingan.
Tatacara penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal spasi (''Scriptio continua''), sehingga penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata.
Pasangan Wyanjana
Transkripsi ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
Nglegéna



















Murda















Mahaprana







Tambahan Ganten Ka sasak Ra agung
Nga lelet Nga lelet Raswadi Pa cerek





^1 Ada dua pendapat mengenai pasangan nga-lelet. Pendapat pertama: pasangan nga lelet adalah nga lelet yang diletakkan di bawah aksara nglegena, sehingga menyerupai aksara yang bertumpuk tiga (nga dan pasangan na). Pendapat kedua: pasangan nga lelet adalah pasanga la yang diberi pepet

Aksara numeral

Sistem angka Jawa mempunyai numeralnya sendiri, yang hanya terdiri dari angka 0–9 sebagai berikut:
Angka
Angka Arab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Angka Jawa









Nama  siji  loro  telu  papat  lima  nem  pitu  wolu  sanga  nol
Lebih dari separuh angka Jawa memiliki bentuk yang mirip dengan karakter silabel Jawa, yaitu 1 dengan ga , 2 dengan nga lelet , 6  dengan Aksara E , 7  dengan la , 8  dengan pa murda , dan 9  dengan ya . Untuk menghindari kerancuan, angka yang muncul dalam teks diapit dengan penanda angka yang disebut pada pangkat. Misal, "Selasa 19 Maret 2013" ditulis dengan supaya tidak dibaca "Selasa gaya Maret 2013"
Untuk menulis angka yang lebih besar dari 9, gabungkan dua angka atau lebih di atas seperti halnya angka Arab. Misal, 21 ditulis dengan menggabungkan 2 dan 1 menjadi;  Dengan cara kerja yang sama, 90 ditulis dengan
Terkadang, pada lungsi digunakan sebagai penanda angka.Dewasa ini angka Jawa hampir selalu digantikan dengan angka Arab untuk menghindari kemiripan dan mempermudah penghitungan matematika.

Tanda baca

Dalam aksara Jawa, tanda baca yang tersedia hanya koma, titik, dan pengapit (berfungsi sebagai tanda kurung atau tanda petik, dengan perbedaan aturan penulisan). Dibanding dengan alfabet Latin, aksara Jawa tidak memiliki tanda seru, tanda tanya, tanda hubung, garis miring, titik dua, titik koma, petik tunggal maupun simbol-simbol matematika umum, seperti tambah, kurang, sama dengan. Namun aksara Jawa memiliki tanda baca-tanda baca khusus yang tidak terdapat dalam sistem penulisan lainnya.
Secara sederhana, tanda baca dapat dibedakan menjadi dua: umum dan khusus. Tanda baca umum digunakan di penulisan biasa, sementara tanda baca khusus digunakan dalam penulisan karya sastra (puisi, dll.)
Tanda baca umum
Simbol Nama Fungsi

Pada adeg Tanda kurung atau petik

Pada adeg-adeg Mengawali suatu paragraf

Pada piseleh Berfungsi seperti halnya pada adeg

Pada piseleh terbalik Berfungsi seperti halnya pada adeg

Pada lingsa Koma1 atau tanda singkatan

Pada lungsi Titik

Pada pangkat Tanda angka2 atau titik dua

Pada rangkep Tanda penggandaan kata
Tanda baca khusus (tunggal)
Simbol Nama Fungsi

Rerengan kiwa lan tengen Mengapit judul

Pada luhur Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih tua atau berderajat lebih tinggi

Pada madya Mengawali sebuah surat untuk orang yang sebaya atau berderajat sama

Pada andhap Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih muda atau berderajat lebih rendah
Tanda baca khusus (kombinasi)

Pada guru Mengawali sebuah surat tanpa membedakan umur atau derajat

Pada pancak Mengakhiri suatu surat
atau

Purwapada Mengawali sebuah tembang atau puisi

Madyapada Menandakan bait baru

Wasanapada Mengakhiri tembang atau puisi.
^1 Terdapat dua peraturan khusus mengenai penggunaan koma.
a. Koma tidak ditulis setelah kata yang berujung pangkon.
b. Koma menjadi titik apabila tetap ditulis setelah pangkon.
^2 Lihat aksara numeral di atas.
^3 Fungsinya mirip seperti simbol 2 atau 2 dalam ortografi bahasa Indonesia lama yang menandakan kata berulang, misal pada kata "orang2" (orang-orang). Karakter ini pada dasarnya adalah angka Arab dua (٢), namun tidak memiliki fungsi angka dalam aksara Jawa. Karakter tersebut diproposalkan sebagai karakter independen karena sifat dwi-arah angka Arab.
^4 Tanda baca khusus memiliki banyak varian karena sifatnya yang ornamental, dihias berdasarkan selera dan kemampuan penulis.

Tanda baca arkais


Tirta tumétés Tanda koreksi yang digunakan di Keraton Yogyakarta

Isèn-isèn Tanda koreksi yang digunakan di Keraton Surakarta
Tirta tumétés dan Isèn-isèn adalah semacam tanda koreksi yang berguna untuk menandakan salah tulis.Namun dalam penulisan digital, kedua karakter ini sudah tidak dipergunakan lagi. Dalam penulisan manuskrip, apabila terjadi kesalahan penulisan, maka penyalin mengoreksi bagian yang salah dengan menulis tanda tersebut sebanyak tiga kali. Tirta tumétés digunakan oleh penulis Yogyakarta, sementara Isèn-isèn digunakan oleh penulis Surakarta. Sebagai contoh, seorang penyalin naskan ingin menulis pada luhur namun salah tulis menjadi pada wu..., maka penyalin akan melanjutkan dengan menulis pada wu---luhur. Penyalin dari Yogyakarta menulis: , sementara penyalin dari Surakarta akan menulis:

Aksara Jawa Hanacaraka itu berasal dari aksara Brahmi yang asalnya dari Hindhustan. Di negeri Hindhustan tersebut terdapat bermacam-macam aksara, salah satunya yaitu aksara Pallawa yang berasal dari Indhia bagian selatan. Dinamakan aksara Pallawa karena berasal dari salah satu kerajaan yang ada di sana yaitu Kerajaan Pallawa. Aksara Pallawa itu digunakan sekitar pada abad ke-4 Masehi. Di Nusantara terdapat bukti sejarah berupa prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur, ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa. Aksara Pallawa ini menjadi ibu dari semua aksara yang ada di Nusantara, antara lain: aksara hanacaraka , aksara Rencong (aksara Kaganga), Surat Batak, Aksara Makassar dan Aksara Baybayin (aksara di Filipina).
Konon sejarah yang berkembang di bumi Nusantara ini mengenai munculnya aksara Jawa dilatarbelakangi dari cerita pada jaman dahulu, di Pulau Majethi hidup seorang satria sakti mandraguna bernama Ajisaka. Sang Satria mempunyai dua orang punggawa, Dora dan Sembada namanya. Kedua punggawa itu sangat setia kepada pemimpinnya, sama sekali tidak pernah mengabaikan perintahnya. Pada suatu hari, Ajisaka berkeinginan pergi berkelana meninggalkan Pulau Majethi. Kepergiannya ditemani oleh punggawanya yang bernama Dora, sementara Sembada tetap tinggal di Pulau Pulo Majethi, diperintahkan menjaga pusaka andalannya. Ajisaka berpesan bahwa Sembada tidak boleh menyerahkan pusaka tersebut kepada siapapun kecuali kepada Ajisaka sendiri. Sembada menyanggupi akan melaksanakan perintahnya.
Pada masa itu di tanah Jawa terdapat negara yang terkenal makmur, tertib, aman dan damai, yang bernama Medhangkamulan. Rajanya bernama Prabu Dewatacengkar, seorang raja yang luhur budinya serta bijaksana. Pada suatu hari, juru masak kerajaan mengalami kecelakaan, jarinya terbabat pisau hingga terlepas. Ki Juru Masak tidak menyadari bahwa potongan jarinya tercebur ke dalam hidangan yang akan disuguhkan kepada Sang Prabu. Ketika tanpa sengaja memakan potongan jari tersebut, Sang Prabu serasa menyantap daging yang sangat enak, sehingga ia mengutus Sang Patih untuk menanyakan kepada Ki Juru Masak. Setelah mengetahui bahwa yang disantap tadi adalah daging manusia, sang Prabu lalu memerintahkan Sang Patih agar setiap hari menghaturkan seorang dari rakyatnya untuk santapannya. Sejak saat itu Prabu Dewatacengkar mempunyai kegemaran yang menyeramkan, yaitu menyantap daging manusia. Wataknya berbalik seratus delapanpuluh derajat, berubah menjadi bengis dan senang menganiaya. Negara Medhangkamulan beubah menjadi wilayah yang angker dan sepi karena rakyatnya satu persatu dimangsa oleh rajanya, sisanya lari menyelamatkan diri. Sang Patih pusing memikirkan keadaan, karena sudah tidak ada lagi rakyat yang bisa dihaturkan kepada rajanya.
Pada saat itulah Ajisaka bersama punggawanya Dora tiba di Medhangkamulan, heranlah Sang Satria melihat keadaan yang sunyi dan menyeramkan itu, maka ia lalu mencari tahu penyebabnya. Setelah mendapat keterangan mengenai apa yang sedang terjadi di Medhangkamulan, Ajisaka lalu menghadap Rekyana Patih, menyatakan kesanggupannya untuk menjadi santapan Prabu Dewatacengkar. Pada awalnya Sang Patih tidak mengizinkan karena merasa sayang bila Ajisaka yang harus disantap Sang Prabu, namun Ajisaka sudah bulat tekadnya, sehingga akhirnya iapun dibawa menghadap Sang Prabu. Sang Prabu tak habis pikir, mengapa Ajisaka mau menyerahkan jiwa raganya untuk menjadi santapannya. Ajisaka mengatakan bahwa ia rela dijadikan santapan sang Prabu asalkan ia dihadiahi tanah seluas ikat kepala yang dikenakannya.
 Di samping itu, harus Sang Prabu sendiri yang mengukur wilayah yang akan dihadiahkan tersebut. Sang Prabu menyanggupi permintaannya. Ajisaka kemudian mempersilakan Sang Prabu menarik ujung ikat kepalanya. Sungguh ajaib, ikat kepala itu seakan tak ada habisnya. Sang Prabu Dewatacengkar terpaksa semakin mundur dan semakin mundur, sehingga akhirnya tiba ditepi laut selatan. Ikat kepala tersebut kemudian dikibaskan oleh Ajisaka sehingga Sang Prabu terlempar jatuh ke laut. Seketika wujudnya berubah menjadi buaya putih. Ajisaka kemudian menjadi raja di Medhangkamulan.
Setelah dinobatkan menjadi raja Medhangkamulan, Ajisaka mengutus Dora pergi kembali ke Pulau Majethi menggambil pusaka yang dijaga oleh Sembada. Setibanya di Pulo Majethi, Dora menemui Sembada dan menjelaskan bahwa ia diperintahkan untuk mengambil pusaka Ajisaka. Sembada tidak mau memberikan pusaka tersebut karena ia berpegang pada perintah Ajisaka ketika meninggalkan Majethi. Sembada yang juga melaksanakan perintah Sang Prabu memaksa meminta agar pusaka tersebut diberikan kepadanya. Akhirnya kedua punggawa itu bertempur. Karena keduanya sama-sama sakti, peperangan berlangsung seru, saling menyerang dan diserang, sampai keduanya sama-sama tewas.
Kabar mengenai tewasnya Dora dan Sembada terdengar oleh Sang Prabu Ajisaka. Ia sangat menyesal mengingat kesetiaan kedua punggawa kesayangannya itu. Kesedihannya mendorongnya untuk menciptakan aksara untuk mengabadikan kedua orang yang dikasihinya itu, yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Ha Na Ca Ra Ka
“ada utusan”
Da TA Sa Wa La
“saling berselisih pendapat”
Pa Dha Ja Ya Nya
“sama-sama sakti”
Ma Ga Ba Tha Nga
“sama-sama mejadi mayat”
Aksara Jawa Hanacaraka 
Aksara Jawa Hanacaraka
Tanda baca & pelengkap pada aksara Hanacaraka
Tanda baca & pelengkap pada aksara Hanacaraka

Keutamaan hari JUMAT

0 komentar
Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala.
berikut beberapa keutamaan hari jim'at:

Keutamaan Hari Jum’at 1. Hari paling utama di dunia
 
“Sesungguhnya seutama-utama hari kalian adalah hari Jum’at ; pada hari ini Adam Alaihissalam diciptakan, pada hari ini pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada hari ini pula hari
kebangkitan”
[HR Abu Dawud, no. 1047; An Nasa’I, no. 1374 dan Ibnu Majah, no. 1085

2. Hari bagi kaum muslimin
Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.

3. Hari yang paling mulia dan merupakan penghulu dari hari-hari

Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa:
- diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi,
- pada hari jum’at juga Adam dimatikan,
- di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram,
- dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat,
- tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at
.”
(HR. Ahmad)
4. Waktu yang mustajab untuk berdo’a
Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.”
Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.
(HR. Bukhari Muslim)

5. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya
Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.”
(HR. Bukhari)

Keutamaan, Manfaat Sholat Dhuha

0 komentar
Keutamaan, Manfaat, Rahasia Sholat Dhuha : 

Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah
meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Anjuran Shalat Dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami] ditulis di blog fadlie.web.id
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan:
Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri beliau yang lain.

Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 ~ 11:00
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]
>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]
Tata Cara Shalat Dhuha
  1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
  2. Membaca surah Al-Fatihah
  3. Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
  4. Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
  5. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
  6. Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
 DOA SHOLAT DHUHA
Keutamaan, Manfaat dan, Rahasia SHOLAT DHUHA
catatan :
>> Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
>> Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
>> Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.

Manfaat Sholat Tahajud

0 komentar
Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT. shalat ini dilaksanakan setelah bangun tidur (bangun dimalam hari) jadi untuk melakukan shalat ini harus tidur terlebih dahulu. 

Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :
“ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”
(QS : Al-Isro’ : 79)

Shalat Tahajud adalah
shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan .
Sahabat Abdullah bin
Salam mengatakan,
bahwa Nabi SAW telah bersabda :
“ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )
Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )
Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)
Bersabda Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )
Nabi SAW bersabda lagi :
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :
1) 2 raka’at shalat Iftitah.
2) 8 raka’at shalat Tahajud.
3) 3 raka’at shalat witir.
Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya
disiram air.” (HR Abu Daud)
Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)
Keutamaan Shalat Tahajud :
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

Doa sehabis sholat tahajud

Selasa, 19 Januari 2016

Fungsi Keyboard & Mouse

0 komentar

Fungsi keyboard & mouse 

 

  1. Fungsi Keyboard dan Mouse
  2. Fungsi Keyboard
  3. Tombol KeyboardEsc = Membatalkan PerintahF1 = Help/ BantuanF2 = Rename/Merubah NamaF3 = Search / MencariF4 = Fungsi Sama Dengan (di Tabel)F5 = - FullScreen (pd PowerPoint) - Fine & Replace (pd Word) - Go to (pd Excel)
  4. Tombol KeyboardF6- = Membatalkan PerintahF7 = Spelling Grammar / Kamus BahasaF8 = - Tombol Menu Safe Mode (booting) - Select (kombinasi Mouse (office))F9 = Search / MencariF10 = Fungsi seperti AlternatifF11 = Chart / Grafik (Excel)F12 = Save As (Menyimpan Sebagai)
  5. Tombol Keyboard Ctrl (Control) = Memberi Perintah Langsung Contoh = Ctrl+Esc = Jendela Start di Aktifkan Ctrl+A = Select All / Menandai/Blok Semua Ctrl+B = Bold / Menebalkan Huruf Ctrl+C = Copy / Menggandakan Ctrl+D = Font/Huruf (Word) Ctrl+E = Centre / Rata Tengah Ctrl+F = Find / Mencari Ctrl+G = Go To / Menuju Ke Ctrl+H = Replace / Mengganti
  6. Tombol Keyboard Ctrl+I = Italic / Memiringkan Huruf Ctrl+J = Justify / Rata Kiri dan Kanan Ctrl+K = Hyperlink / Menghubungkan ke Ctrl+L = Left / Rata Kiri Ctrl+M = Menambang Slide (Powerpoint) Ctrl+N = New / Dokument Baru Ctrl+O = Open / Membuka Dokument Ctrl+P = Print / Mencetak Ctrl+Q = Qiut / Keluar Ctrl+R = Right / Rata Kanan
  7. Tombol Keyboard Ctrl+S = Save / Menyimpan Ctrl+T = Font Style / Jenis Huruf Ctrl+U = Underline / Garis Bawah Ctrl+V = Paste / Menampilkan Peng-Copy-an Ctrl+W = Close / Menutup Ctrl+X = Cut / Memotong Ctrl+Y = Redo / Mengulang Kembali Ctrl+Z = Undo / Mengulang
  8. Tombol Keyboard Ctrl+S = Save / Menyimpan Ctrl+T = Font Style / Jenis Huruf Ctrl+U = Underline / Garis Bawah Ctrl+V = Paste / Menampilkan Peng-Copy-an Ctrl+W = Close / Menutup Ctrl+X = Cut / Memotong Ctrl+Y = Redo / Mengulang Kembali Ctrl+Z = Undo / Mengulang Ctrl+[ = Mengecilkan Huruf Ctrl+] = Membesarkan Huruf
  9.  Tombol Keyboard Ctrl+ = Bergerak ke kanan per kata Ctrl+ = Bergerak ke kiri per kata Ctrl+= = Mengecilkan Huruf di bawah (100) Ctrl+Shift+= = Mengecilkan Huruf di atas (1000) Ctrl+1 = Spasi 1 Ctrl+2 = Spasi 2 Ctrl+5 = Spasi 1 ½ Ctrl+Shift+ = Memblok per kata ke kanan Ctrl+Shift+ = Memblok per Kata ke kiri Ctrl+Home = Ke Paling Awal Ctrl+End = Ke Paling Akhir
  10. Tombol Keyboard Alt (Alternatif) = Memberi Perintah Tidak Langsung Fungsi ini ditujukan pada Huruf-Huruf yang digaris bawahi Alt+F4 = Menutup Program Alt+F2 = Save As (Menyimpan sebagai) Alt+F8 = Macro Alt+F9 = Menampilkan Grid Alt+Spasi+C = Close / Menutup Program Alt+Spasi+N = Minimize Alt+Spasi+X = Maximize Alt+Spasi+R = Restore
  11. Tombol Keyboard  Enter = Mengakhiri Perintah  Start (Logo Windows) = Mengaktifkan Jendela Start +E = Explorer +M = Minimize +F = Search / Mencari +R = Run +D = Meminimize Semua Layar
  12. Tombol Keyboard PgUp = Page Up / Halaman Atas PgDn = Page Down / Halaman Bawah Home = Awal End = Akhir  Backspace = Back/Kembali (Menghapus ke kiri = (Huruf/Angka) Del/Delete = Menghapus Ins / Insert = Menyisipkan PrtSc / PrintScreen = Meng-Copy Tampilan pada layar
  13. Fungsi Mouse USB PS/2 Serial
  14. Fungsi MouseKlik Kanan = Memberi Perintah Langsung  Klik Kanan 1 x = Pada Menu (Web, Link dll)  Klik Kanan 2 x = Memberi Perintah Langsung pada Folder/DekstopKlik Kiri = Memberi Perintah Tidak LangsungKlik Scroll = Penguncian ScrollCtrl + Scoll = Zoom (Office, Internet Explorer dll)

Fungsi Tombol ALT pada komputer

2 komentar
Penggunaan Tombol ALT


ALT + A : (Mengaktifkan menu table)
ALT + B : (Membuka daftar teman)
ALT + C : (Membuka kotak chat)
ALT + D : (Menu Bar Data)
ALT + E : (Mengaktifkan menu edit)
ALT + F : (Mengaktifkan menu File)
ALT + G : (Membuka Info Karakter)
ALT + H : (Mengaktifkan menu Help)
ALT + I : (Mengaktifkan menu Insert)
ALT + J : (Membuka Kotak Musik atau Jukebox)
ALT + K : (Membuka settingan Makro)
ALT + L : (Posisi kunci
ALT + M : (Memunculkan atau menghilangkan Mini Map
ALT + N : (Menampilkan menu seting koneksi
ALT + O : (Mengaktifkan menu Format
ALT + P : (Membuka Info Pet)
ALT + Q : (Menu untuk logout atau keluar dari game)
ALT + R : (Membuka Info Keluarga)
ALT + S : (Membuka daftar Stance)
ALT + T : (Mengaktifkan menu Tools)
ALT + U : (Membuka Menu)
ALT + V : (Mengaktifkan menu View)
ALT + W : (Mengaktifkan menu Windows)
ALT + X : (Membuka daftar Pose)
ALT + Y : (Membuat Guild)
ALT + Z : (Membuka Peta Area)
ALT + CTRL + A :
ALT + CTRL + B :
ALT + CTRL + C : Memunculkan Simbol Copyright ( © )
ALT + CTRL + D : Menambah endnote
ALT + CTRL + E : memunculkan simbol ( € )
ALT + CTRL + F : Menambah footnote
ALT + CTRL + G
ALT + CTRL + H : membuat dasar teks berwarna (Text Highlight Color)
ALT + CTRL + I : Pindah ke tampilan print preview
ALT + CTRL + J :
ALT + CTRL + K : (No Spacing)
ALT + CTRL + L : (Bullets and Numbering)
ALT + CTRL + M : menambahkan komentar pada suatu kalimat (Comment)
ALT + CTRL + N : beralih ke tampilan draft
ALT + CTRL + O : beralih ke tampilan outline
ALT + CTRL + P : Beralih ke tampilan print layout
ALT + CTRL + Q :
ALT + CTRL + R : Memunculkan Simbol Registered Trademark ( ® )
ALT + CTRL + S : Split jendela dokumen
ALT + CTRL + T : Memunculkan Simbol Trademark ( ™ )
ALT + CTRL + U :
ALT + CTRL + V : (Paste Special)
ALT + CTRL + W :
ALT + CTRL + X :
ALT + CTRL + Y : Melanjutkan pencarian CTRL+F
ALT + CTRL + Z : Pindah ke dokumen lain
ALT + SHIFT +A :
ALT + SHIFT + B :
ALT + SHIFT + C : Menghilangkan pembagian jendela dokumen
ALT + SHIFT + D : Memasukkan field tanggal (Date)
ALT + SHIFT + E : Mengedit data dokumen mail merge
ALT + SHIFT + F : Memasukkan sebuah field mail merge
ALT + SHIFT + G :
ALT + SHIFT + H : Menu Bar Help
ALT + SHIFT + I : Menu Mark Citation
ALT + SHIFT + J :
ALT + SHIFT + K : Menampilkan sebuah mail merge
ALT + SHIFT + L : Garis-Show 1 line
ALT + SHIFT + M : Merge-ke printer
ALT + SHIFT + N : Menggabungkan dokumen
ALT + SHIFT + O : Menu Mark Table of Contents Entry
ALT + SHIFT + P : Page File
ALT + SHIFT + Q :
ALT + SHIFT + R : Header atau Footer-link ke sebelumnya
ALT + SHIFT + S :
ALT + SHIFT + T : Memasukkan field waktu (jam / Time)
ALT + SHIFT + U : Bidang-update
ALT + SHIFT + V : Menu Bar View
ALT + SHIFT + W : Menu Bar Window
ALT + SHIFT + X : Menu Mark Window Entry
ALT + SHIFT + Y :
ALT + SHIFT + Z :
ALT + SHIFT + CTRL F : Memunculkan kotak office button
ALT + SHIFT + CTRL L : Auto Contrast
ALT + SHIFT + CTRL S : Membuka submenu style

Fungsi Tombol shift pada komputer

0 komentar
Penggunaan Tombol Shift

 



FUNGSI-FUNGSI TOMBOL KEYBOARD

Fungsi Keyboard mulai dari tombol :
1. Tombol Ketik
Tombol ini digunakan untuk mengetik atau mengentrikan data ke dalam jendela dokumen.

2. Tombol Kontrol
Tombol ini kontrol dapat berfungsi apabila digabung dengan kategori tombol yang lain.

3. Tombol Fungsi
Tombol dengan fungsi tertentu yang terdiri dari F1, F2,…, F12. dan dapat digunakan langsung.

Tombol Fungsi dan Kegunaannya
F1=Menjalankan fungso pertolongan yang disediakan pada Word
F2=Memindahkan teks atau objek yang dipilih
F3=Menjalankan perintah AutoText
F4=Mengulangi perintah sebelumnya
F5=Menjalankan perintah Find and Replace atau Goto
F6=Menjalankan Perintah Other Pane
F7=Memeriksaan kesalahan ketik dan ejaan teks
F8=Awal perintah penyorotan/pemilihan teks atau objek
F9=Mengupdate Field (Mail Merge)
F10=Mengaktifkan Menu
F11=Memasukkan field berikutnya (Mail Merge)
F12=Mengaktifkan dialog Save As

4. Tombol Alternate
Penekanan tombol yang tidak dikombinasikan dengan tombol lain hanya berfungsi untuk mengaktifkan atau memulai penggunaan menu bar.

5. Tombol Navigasi
Esc=Membatalkan dialog
Enter=Melaksanakan pilihan atau mengakhiri suatu paragraf
Tab=Memindahkan teks sesuai dengan tanda tab yang ada pada ruler horizontal
Windows=Mengktifkan Menu Start
Shortcut=Mengaktifkan shortcut pada posisi kursor
Delete=Menghapus 1 karakter di sebelah kanan kursor
Backspace=Menghapus 1 karakter di sebelah kiri kursor
Insert=Menyisip karakter di posisi kursor
Home=Memindahkan posisi kurosr ke awal baris
End=Memindahkan posisi kurosr ke akhir baris
Page Up=Menggulung layar ke atas
Page Down=Menggulung layar ke atas
Up=Memindahkan kursor 1 baris ke atas
Down=Memindahkan kursor 1 baris ke bawah
Left=Memindahkan kursor 1 karakter ke kiri
Right=Memindahkan kursor 1 karakter ke kanan

6. Tombol Num Lock
Adalah tombol yang memiliki fungsi ganda, yaitu:
1. Num Lock on, fungsi pengetikan angka-angka dan operator matematik aktif
2. Num Lock off, fungsi tombol navigasi aktif

Tombol-tombol tersebut dapat dipadukan antar fungsinya sehingga membentuk formasi yang dapat menciptakan perintah-perintah cepat dan sangat baik jika dikuasai. Berikut ini sebagian fungsi-fungsi tombol keyboard:
CTRL + C (Copy)
CTRL+X (Cut) CTRL + X (Cut)
CTRL+V (Paste) CTRL + V (Paste)
CTRL+Z (Undo) CTRL + Z (Undo)
DELETE (Hapus)
SHIFT+DELETE (Menghapus item yang dipilih secara permanen tanpa menempatkan item dalam Recycle Bin)
CTRL sambil menyeret (men-drag) sebuah item (Menyalin item yang dipilih)
CTRL + SHIFT sambil menyeret item (Buat cara pintas ke item yang dipilih)
Tombol F2 (Ubah nama item yang dipilih)
CTRL + RIGHT ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal kata berikutnya)
CTRL + LEFT ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal kata sebelumnya)
CTRL + DOWN ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal paragraf berikutnya)
CTRL + UP ARROW (Memindahkan titik penyisipan (kursor) ke awal paragraf sebelumnya)
CTRL + SHIFT dengan salah satu ARROW KEY (Sorot blok teks)
SHIFT dengan salah satu ARROW KEY (Pilih lebih dari satu item dalam sebuah jendela atau pada desktop, atau pilih teks dalam dokumen)
CTRL + A (Pilih semua)
Tombol F3 (Mencari sebuah file atau folder)

ALT + ENTER (Melihat properti untuk item yang dipilih)
ALT + F4 (Menutup item aktif, atau keluar dari program aktif)
ALT + ENTER (Menampilkan properti dari objek yang dipilih)
ALT + SPACEBAR (Buka menu shortcut untuk jendela aktif)
CTRL + F4 (Menutup dokumen aktif dalam program-program yang memungkinkan Anda untuk memiliki beberapa dokumen yang terbuka secara bersamaan)
ALT + TAB (Beralih antara item yang terbuka)
ALT + ESC (Cycle melalui item dalam urutan yang mereka telah dibuka)
Tombol F6 (Siklus melalui elemen-elemen layar dalam jendela atau pada desktop)
Tombol F4 (Menampilkan Address bar list di My Computer atau Windows Explorer)
SHIFT + F10 (Menampilkan menu shortcut untuk item yang dipilih)
ALT + SPACEBAR (Tampilan menu Sistem untuk jendela aktif)
CTRL + ESC (Menampilkan menu Start)
ALT + huruf digarisbawahi dalam nama menu (Menampilkan menu yang sesuai)
Surat digarisbawahi dalam nama perintah pada menu yang terbuka (Lakukan perintah yang sesuai)
Tombol F10 (Aktifkan menu bar dalam program aktif)
ARROW (Buka menu berikutnya ke kanan, atau membuka submenu)
LEFT ARROW (Buka menu sebelah kiri, atau menutup submenu)
Tombol F5 (Memperbarui jendela aktif atau merefresh)
BACKSPACE (Melihat folder satu level ke atas di My Computer atau Windows Explorer)
ESC (Membatalkan tugas sekarang)
SHIFT ketika Anda memasukkan CD-ROM ke dalam CD-ROM (Mencegah CD-ROM secara otomatis bermain/autoplay)

Keyboard Shortcuts Dialog Box

CTRL + TAB (Move forward melalui tab)
CTRL + SHIFT + TAB (Bergerak mundur melalui tab)
TAB (Move forward melalui pilihan)
SHIFT + TAB (Bergerak mundur melalui pilihan)
ALT + huruf yang digarisbawahi (Lakukan perintah yang sesuai atau pilih opsi yang sesuai)
ENTER (Lakukan perintah untuk opsi atau tombol aktif)
SPACEBAR (Pilih atau menghapus kotak centang jika pilihan yang aktif adalah check box)
Arrow tombols Panah (Pilih sebuah tombol jika pilihan aktif adalah group tombol pilihan)
Tombol F1 (Menampilkan Help)
Tombol F4 (Menampilkan item dalam daftar aktif)
BACKSPACE (Membuka folder satu tingkat ke atas jika folder dipilih dalam Simpan Sebagai atau Buka kotak dialog)

Microsoft Natural Tombolboard Shortcuts Microsoft Natural Tombolboard Shortcuts
Windows Logo (Menampilkan atau menyembunyikan menu Start)
Logo Windows + BREAK (Menampilkan System Properties dialog box)
Logo Windows + D (Menampilkan the desktop)
Logo Windows + M (Meminimalkan semua jendela)
Logo Windows + SHIFT + M (Memulihkan jendela yang diminimalkan)
Logo Windows + E (Membuka My Computer)
Logo Windows + F (Mencari for a file atau folder)
CTRL + Windows Logo + F (Mencari for komputer)
Logo Windows + F1 (Menampilkan Windows Help)
Logo Windows + L (Mengunci keyboard)
Logo Windows + R (Membuka kotak dialog Run)
Logo Windows + U (Membuka Utility Manager)

Accessibility Tombolboard Shortcuts
Right SHIFT selama delapan detik (Beralih FilterTombols on atau off)
LEFT ALT + LEFT SHIFT + PRINT SCREEN (Beralih High Contrast on atau off)
LEFT ALT + LEFT SHIFT + NUM LOCK (Mengaktifkan MouseTombols on atau off)
SHIFT lima kali (Mengaktifkan StickyTombols on atau off)
NUM LOCK selama lima detik (Mengaktifkan ToggleTombols on atau off)
Logo Windows + U (Membuka Utility Manager)

Windows Explorer Tombolboard Shortcuts Windows Explorer Tombolboard Shortcuts
END (Menampilkan bagian bawah jendela aktif)
HOME (Menampilkan bagian atas jendela aktif)
NUM LOCK + Asterisk sign (*) (Tampilkan semua subfolder yang berada di bawah folder yang dipilih)
NUM LOCK + Plus sign (+) (Menampilkan isi dari folder yang dipilih)
NUM LOCK + Minus sign (-) (Collapse folder yang dipilih)
LEFT ARROW (Collapse pilihan saat ini jika diperluas, atau pilih folder utama)
RIGHT ARROW (Menampilkan pilihan saat ini, atau pilih subfolder pertama)

Shortcut Tombols for Character Map Tombol pintas untuk Peta Karakter
Setelah Anda klik dua kali pada grid karakter karakter, Anda dapat bergerak melalui grid dengan menggunakan cara pintas tombolboard:

RIGHT ARROW (Pindah ke kanan atau ke awal baris berikutnya)
LEFT ARROW (Pindah ke kiri atau ke akhir baris sebelumnya)
UP ARROW (Pindah ke atas satu baris)
DOWN ARROW (Pindah ke bawah satu baris)
PAGE UP (Pindah ke atas satu layar pada satu waktu)
DOWN (Pindah ke bawah satu layar pada satu waktu)
HOME (Pindah ke awal baris)
END (Pindah ke akhir baris)
CTRL + HOME (Pindah ke karakter pertama)
CTRL + END (Pindah ke karakter terakhir)
SPACEBAR (Beralih antara yang lebih besar dan Normal ketika seorang karakter yang dipilih)
Microsoft Management Console (MMC) Main Window Tombolboard Shortcuts
CTRL + O (Open yang disimpan konsol)
CTRL + N (Buka konsol baru)
CTRL + S (Save the open console)
CTRL + M (Menambah atau menghapus item konsol)
CTRL + W (Buka jendela baru)
F5 tombol (Update konten dari semua jendela konsol)
ALT + SPACEBAR (Menampilkan menu jendela MMC)
ALT + F4 (Close the console)
ALT + A (Menampilkan the Action menu)
ALT + V (Menampilkan the View menu)
ALT + F (Menampilkan the File menu)
ALT + O (Menampilkan the Favorites menu)
Konsol MMC Window Tombolboard Shortcuts
CTRL + P (Mencetak halaman aktif atau aktif pane)
ALT + tanda Minus (-) (Menampilkan menu jendela jendela konsol yang aktif)
SHIFT + F10 (Menampilkan the Action menu shortcut untuk item yang dipilih)
Tombol F1 (Membuka topik Bantuan, jika ada, untuk item yang dipilih)
Tombol F5 (Update konten dari semua jendela konsol)
CTRL + F10 (Memaksimalkan jendela konsol yang aktif)
CTRL + F5 (Memulihkan jendela konsol yang aktif)
ALT + ENTER (Menampilkan kotak dialog Properties, jika ada, untuk item yang dipilih)
Tombol F2 (Ubah nama item yang dipilih)
CTRL + F4 (Close jendela konsol yang aktif. Ketika sebuah konsol hanya memiliki satu jendela konsol, jalan pintas ini akan menutup konsol)
Remote Desktop Connection Navigation
CTRL+ALT+END (Open the m*cro$oft Windows NT Security dialog box
ALT + PAGE UP (Beralih antara program dari kiri ke kanan)
ALT + PAGE DOWN (Beralih antara program dari kanan ke kiri)
ALT + INSERT (Cycle melalui program-program yang terakhir digunakan)
ALT + HOME (Menampilkan menu Start)
CTRL + ALT + BREAK (Beralih komputer klien antara jendela dan layar penuh)
ALT+DELETE (Menampilkan the Windows menu) ALT + DELETE (Menampilkan the Windows menu)
CTRL + ALT + Minus sign (-) (Membuat snapshot dari jendela aktif klien pada clipboard server Terminal dan menyediakan fungsi yang sama dengan menekan PRINT SCREEN pada komputer lokal.)
CTRL + ALT + Plus sign (+) (Membuat snapshot dari seluruh area jendela klien pada clipboard server Terminal dan menyediakan fungsi yang sama dengan menekan ALT + PRINT SCREEN pada komputer lokal.)
Internet Explorer navigation Internet Explorer navigasi
CTRL + B (Membuka kotak dialog Atur Favorit)
CTRL + E (Open the Mencari bar)
CTRL + F (Start the Find utility)
CTRL + H (Open the History bar)
CTRL + I (Open the Favorites bar)
CTRL + L (Buka kotak dialog Open)
CTRL + N (Start contoh lain dari browser dengan alamat Web yang sama)
CTRL + O (Membuka kotak dialog Buka, sama seperti CTRL + L)
CTRL + P (Membuka kotak dialog Print)
CTRL + R (Memperbarui halaman Web ini)
CTRL + W (Close jendela aktif)